- Definisi:
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.[2].
- Faktor penyebab suatu Konflik:
- Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
- Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
- Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.
- Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
- Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
- Interdependensi tugas. Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antar kelompok.
- Perbedaan nilai dan persepsi.
- Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas.
- Masalah “status”.
- Hambatan komunikasi.
- Mengelola Konflik:
- Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
- Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
- Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
- Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
- Latihan: Pelatihan yang membantu Anda belajar bagaimana mengelola konflik benar-benar dapat mengurangi kemungkinan perbedaan pendapat spiral di luar kendali. teknik Belajar tentang cara mengatasi dan menangani perbedaan datang jauh ketika situasi timbul.
- Kompromi: Kompromi adalah komponen kunci dari manajemen konflik dan resolusi. Karena pendapat dan sudut pandang kebanyakan subjektif, ketika konflik muncul, sering tidak ada sisi yang salah atau kanan konflik. Pendekatan yang baik untuk mengelola konflik adalah mencari solusi kompromi.
- Pentingnya Manajemen Konflik [1],[4]:
- Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
- Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
- Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
- Memberikan saluran baru untuk komunikasi.Menumbuhkan semangat baru pada staf.
- Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
- Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi.
- Kesimpulan:
Sumber & Referensi :
- [1] http://muchashar.blogdetik.com/2010/08/21/manajemen-konflik/
- [2] http://jepits.wordpress.com/2007/12/19/manajemen-konflik-definisi-dan-teori-teori-konflik/
- [3] http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-secara-efektif/
- [4] http://www.ganefo.com/dunia-bisnis-anda/69-pengelolaan-konflik-di-manajemen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar