Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, yang bertindak sebagai juru bicara de facto dan pemimpin PBB. Sekretaris Jenderal saat ini Ban Ki-moon, yang mengambil alih dari Kofi Annan pada tahun 2007 dan akan memenuhi syarat untuk pengangkatan kembali ketika masa jabatan pertamanya berakhir pada tahun 2011.[21]
Dibayangkan oleh Franklin D. Roosevelt sebagai "moderator dunia", posisi ini ditetapkan dalam Piagam PBB sebagai "kepala pegawai administrasi" organisasi, [22]
tetapi Piagam juga menyatakan bahwa Sekretaris Jenderal dapat membawa
ke perhatian Dewan Keamanan "setiap masalah yang menurut pendapatnya
dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional"[23],
memberikan ruang lingkup yang lebih besar untuk posisi aksi di panggung
dunia. Posisi ini telah berkembang menjadi peran ganda dari
administrator organisasi PBB, dan seorang diplomat dan mediator
menangani yang sengketa antara negara-negara anggota dan menemukan konsensus dalam menangani isu-isu global.
Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum, setelah direkomendasikan oleh Dewan Keamanan, setiap anggota yang dapat memveto[24],
dan Majelis Umum secara teoritis dapat mengabaikan rekomendasi Dewan
Keamanan jika suara mayoritas tidak tercapai, meskipun smapai sekarang
hal ini tidak terjadi. Pada 1996, Dewan Keamanan mengadopsi seperangkat
pedoman untuk proses seleksi yang dicetuskan oleh Duta Permanen
Indonesia untuk PBB pada waktu itu, Nugroho Wisnumurti. Pedoman
Wisnumurti (Wisnumurti Guidelines) telah mempengaruhi proses seleksi, termasuk penggunaan surat suara berkode warna untuk memilih kandidat [25].
Tidak ada kriteria khusus untuk jabatan tersebut, tetapi selama
bertahun-tahun, telah diterima bahwa jabatan itu bisa dijabat untuk
jangka satu atau dua dari lima tahun, dan akan diangkat pada dasar
rotasi geografis, dan bahwa Sekretaris-Jenderal tidak berasal dari salah
satu lima negara anggota tetap Dewan Keamanan.[26]
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar