Rabu, 02 Mei 2012

Struktur Kewenangan Formal dan Sistem Informasi Akuntansi

Struktur kewenangan formal berhubungan dengan dua hal yaitu,
penggunaan SIA untuk pengendalian perilaku bawahan (peran pengendalian) dan
penggunaan SIA untuk memudahan pengambilan keputusan (peran keputusan
keputusan) di tingkat subunit. Jensen dan Meckling (1992) menyatakan bahwa
SIA bermanfaat untuk penghubung struktur kewenangan formal dangan peran
pengendalian. Hal ini didasari asumsi bahwa keputusan yang tepat jika terjadi
pelimpahan wewenang ke manajemen yang lebih rendah. Pengendalian dirancang
dan diterapkan untuk mendorong karyawan berkerja dengan motivasi terbaik
(Milgrom dan Roberts, 1992; Zimmerman, 1997; Jensen, 1998) sehingga SIA
adalah salah satu format pengendalian.
Sistem informasi menyediakan ukuran dimana kinerja manajer (pimpinan)
dapat diukur, penetapan kontrak dan sistem penghargaan (reward system).
Karakteristik desain pengukuran kinerja didasari pada sistem kompensasi atau
insentif (Shields, 1997). Penilaian keputusan yang tepat cenderung terjadi pada
struktur organisasi yang bersifat otonomi atau desentralisasi (Wruck dan Jensen,
1994; Abernethy dan Lillis, 2001). Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan,
manajemen cenderung menerapkan struktur desentralisasi yang memberikan
wewenang penuh pada level yang lebih rendah. (Otley, 1980). Meskipun
demikian, Chia (1995) membuktikan secara empiris hubungan antara
desentralisasi dengan sistem informasi akuntansi.

Bruns dan Waterhouse (1975); Swieringa dan Moncur (1975) dalam
penelitiannya tentang perilaku anggaran membuktikan bahwa anggaran dapat
digunakan untuk mendukung perencanaan, koordinasi dan peran manajemen.
Penelitan selanjutnya diperluas dengan beberapa bukti mengenai faktor yang
mempengaruhi peran untuk mengendalikan aktivitas di tingkat subunit (Merchant,
1981; Macintosh dan Williams, 1992).
Dalam penelitian Luth dan Shields (2003), struktur kewenangan formal
berpengaruh pada penggunaan SIA untuk memudahkan manajemen keputusan
dan pengendalian keputusan. Hal ini disebabkan karena sistem kewenangan
formal yang bersifat desentralisasi lebih efektif mengubah informasi antar
organisasi dengan lingkungan eksternal sehingga lebih cepat merespon perubahan
sesuai dengan kebutuhan. Struktur ini juga menyediakan kondisi yang potensial
untuk pembagian sumber daya dan peningkatan hasil yang efektif, dan pada
gilirannya dapat berpengaruh pada kemampuan manajer dalam mengendalikan
dan mengkoordinasikan aktivitas kinerja operasi pada level bawah dalam
organisasi (Abernethy dan Lillis, 2001). Dengan demikian, berdasarkan
argumentasi yang dijelaskan di atas, dapat dibangun hipotesis satu :
H1a : Struktur kewenangan formal berhubungan positif dengan penggunaan SIA
untuk pengendalian keputusan.
H1b : Struktur kewenangan formal berhubungan positif dengan penggunaan SIA
untuk manajemen keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar